Jakarta, CNN Indonesia —
Beberapa daerah diprediksi berstatus Siaga hujan lebat besok, Rabu (28/12). DKI Jakarta tak termasuk di dalamnya. Apakah artinya ibu kota tak kena hujan ekstrem?
Hal itu terungkap dalam data paparan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam konferensi pers daring, Selasa (27/12), bertajuk ‘Prakiraan Berbasis Dampak Hujan Lebat Wilayah Indonesia’ untuk periode 28 Desember pukul 07.00 WIB hingga 29 Desember pukul 07.00 WIB.
BMKG mengungkap lima provinsi masuk kategori Siaga, yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua. Jakarta tak masuk wilayah Siaga.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi cuaca wilayah Jabodetabek relatif aman besok.
“Jadi Insyaallah menurut prediksi ini justru Jawa Barat, Jabodetabek sampai 28 Desember insyaallah masih bisa terkendali masih relatif aman hanya mulai 29 [Desember] itu mulai diwaspadai menurut prediksi kami,” tandasnya.
Apa maksudnya Siaga?
Dikutip dari situs BMKG, prakiraan cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecast (IBF) merupakan informasi prakiraan cuaca yang sudah memperhitungkan potensi dampak yang akan terjadi akibat dari cuaca.
Sistem IBF ini menyajikan rekomendasi respons atau langkah yang harus dilakukan oleh stakeholder/user atau masyarakat terkait dampak dari dinamika cuaca tersebut.
Komponen penting dalam sistem IBF adalah risk (risiko), yang merupakan irisan antara hazard (bahaya), exposure (keterpaparan), dan vulnerability (kerentanan).
“Besarnya risiko sangat bergantung pada besarnya hubungan ketiga komponen tersebut: semakin erat hubungan hazard, exposure, dan vulnerability, risk akan semakin besar, dan sebaliknya,” tulis BMKG.
Dalam sistem IBF, risiko dibuat dalam bentuk matriks (risk matrix) untuk menentukan warning level. Berdasarkan matriks ini, warning level dibuat dengan mempertimbangkan besar kemungkinan (likelihood) dan dampak (impact).
Tingkatan peringatan (warning level) terdiri dari sangat rendah (very low/minimal), rendah (low/minor), medium (significant), dan tinggi (high/severe). Matriks tersebut diberi warna berdasarkan tingkat urgensi risiko, yaitu hijau, kuning, oranye, dan merah.
“Peringatan yang dikeluarkan berisi dampak yang mungkin akan ditimbulkan berdasarkan warning level dan disesuaikan dengan warna pada matriks,” demikian pernyataan itu.
“Prakiraan cuaca berbasis dampak ini sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi dalam perencanaan suatu kegiatan di semua sektor,” sambung BMKG.
Dalam konferensi pers, Dwikorita mengungkap daerah yang berstatus Siaga periode hari ini lebih banyak ketimbang besok.
“Siaga cuaca untuk hari ini hingga besok adalah di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat,” katanya.
Dia menyebut saat ini ada tiga fenomena cuaca yang membuat wilayah Indonesia makin dibayangi hujan ekstrem jelang pergantian tahun, yakni fenomena Moonson Asia, seruakan dingin (cold surge), serta aliran lintas ekuator (cross equatorial flow).
Sebelumnya, Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap potensi banjir di Jabodetabek akibat hujan ekstrem dan badai dahsyat pada Rabu (28/12).
“Potensi Banjir Besar Jabodetabek,” kicau dia di akun Twitter-nya, Senin (26/12).
(lom/arh)
[Gambas:Video CNN]