Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. atau BWS (SDRA) membidik perolehan laba pada 2022 tumbuh 27,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“BWS menargetkan profit di tahun ini sebesar Rp800 miliar, meningkat Rp171 miliar atau 27,2 persen dibandingkan tahun 2021,” ujar Direktur Bank Woori, Edwin Sulaeman dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (1/4/2022).
Edwin mengatakan BWS akan fokus untuk bisa menjalankan strategi utama perseroan untuk dapat melampaui berbagai pencapaian baik keuangan maupun non-keuangan. Terkait hal ini, perseroan membagi fokus pada tiga bidang prioritas.
Pertama, BWS bertujuan menjadi pemain utama pembiayaan konsumer di Indonesia. Salah satunya, terkait kredit pensiun dan pegawai. Kedua adalah menjadi corporate business bank terbaik dan memperkuat pinjaman korporasi yang mencapai lebih dari 30 persen pangsa pasar.
“[Ketiga] untuk menjadi layanan payment bank terbaik di Indonesia, memfokuskan pada penerapan solusi pembayaran digital untuk meningkatkan pengalaman perbankan bagi para nasabah,” kata Edwin.
Sementara itu, Direktur Bank Woori Mochamad Tri Budiono menambahkan perseroan bakal meningkatkan kapasitas infrastruktur Teknologi Informasi (TI). Upaya ini dipercaya mampu memberikan hasil pada kinerja di segmen konsumer ritel, serta penopang kredit konsumsi.
“Peningkatan kapasitas infrastruktur TI akan menunjang BWS dalam menjawab tantangan perbankan nasional dan global dalam layanan digital banking,” pungkasnya.
Budiono melanjutkan perseroan juga akan tetap melakukan mitigasi terhadap ketahanan segmen usaha guna menyerap potensi risiko yang timbul, khususnya risiko kredit, risiko pasar dan likuiditas.
Di sisi lain, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Bank Woori menyetujui pembagian dividen tunai tahun buku 2021 sebesar Rp158,51 miliar atau Rp18,5 per saham. Nominal ini setara dengan 25,19 persen dari laba bersih Bank Woori Saudara.
Selanjutnya, sebanyak Rp37,75 miliar atau 6 persen dari laba bersih tahun buku 2021 perseroan disisihkan sebagai cadangan. Adapun, sebesar Rp432,90 miliar atau setara dengan 68,81 persen dari laba bersih bersih perseroan ditetapkan sebagai laba ditahan.
Simak Video Pilihan di
Bawah Ini :
Konten Premium
Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Masuk / Daftar