Pemain squash yang sedang berlatih pada hotel berbintang, di kawasan Nusa Dua (BP/Ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Cabor squash hampir selama 20 tahun vakum di Bali. Namun, belakangan mulai menggeliat kembali, bahkan beberapa penggiat squash tetap berlatih dan saat ini ingin kembali membentuk kepengurusan. Rencana pembentukan pengurus akan diawali dengan turnamen pada sebuah hotel berbintang di kawasan Nusa Dua, dalam waktu dekat ini.
Salah seorang penggagas terbentuknya kepengurusan squash di Bali, Maryono Ryadi, di Denpasar, Kamis (6/5) mengungkapkan, dirinya selama tiga tahun ini terus berlatih bersama rekannya Cakra. Maryono mencoba bermain pada kawasan hotel berbintang di Nusa Dua.
Selain menjajal bermain di arena squash Nusa Dua, Maryono terkadang juga mencicipi arena squash lainnya, seperti pada sebuah hotel di Jalan Kartika Plaza Kuta, kawasan Lodtunduh Gianyar, serta di arena squash milik pribadi di Pecatu. “Sebenarnya kami akui arena squash di Bali cukup memadai. Cuma, sayangnya olahraga ini kurang populer di masyarakat Bali,” sebut dia.
Untuk itu, dirinya bertekad memperkenalkan kembali kepada masyarakat Bali, agar gemar berolahraga squash. “Saya sendiri hobi olahraga squash sejak tahun 1990-an,” kenangnya. Hanya, saat ini usianya di atas 50 tahun, bagi dia berolahraga squash bukan lagi mengejar prestasi, tetapi menyalurkan hobi.
“Bagi olahragawan usia 50 tahun ke atas agar menghindari berlari kencang, tetapi cukup lari-lari kecil bertujuan mengencangkan otot,” beber mantan Ketua Harian Pengprov Persatuan Squash Indonesia (PSI) Bali ini. Diakuinya, bagi mantan atlet squash perlu dibentuk dalam satu wadah.
Karena itu, komunitas mantan atlet ini agar tetap tersalurkan dan mereka bisa berbagi ilmunya. “Kami bersyukur mereka tergerak untuk membentuk wadah lagi bagi insan squash Bali, sehingga kami terketuk untuk kembali membentuk Pengprov PSI Bali,” ujarnya.
Yang membanggakan, kata Maryono, siswa-siswi SMA dan SMK, termasuk kalangan mahasiswa dari berbagai kampus, juga mulai berminat menggeluti olahraga squash ini. Langkah awal, pihaknya berniat menggelar Nusa Dua Squash Tournament. “Event ini akan melibatkan sekitar 25 peserta. Mereka dari segala usia dan kami akan berlakukan grade,” jelasnya.
Maryono optimis, melalui event ini akan muncul regerasi atlet squash Bali. Bahkan, mereka diproyeksikan akan bisa membawa Bali lolos pada PON di Sumut dan Aceh 2024 mendatang. “Jika kami memoles atlet serius, maka bakat dan talenta atlet akan muncul dan siap berlaga di kancah nasional,” ucap dia.
Ia pun sudah mengontak Ketua Umum PB PSI Silvy dan intinya Silvy mendukung terbentuknya Pengprov PSI Bali. Maryono mengakui, sebenarnya Bali pernah mendapat bantuan kaca untuk arena squash, tetapi belum sempat dipasang dan bantuan kaca ditarik kembali. Oleh sebab itu, pihaknya berniat memohon kembali bantuan kaca untuk PSI Bali. (Daniel Fajry/Balipost)