Pengusaha Ini Viral Usai Ketahuan Bagi-bagi Uang Bantu Mahasiswa Miskin

Liputan6.com, Jakarta – Kisah inspiratif datang dari seorang pengusaha asal Xinxiang di provinsi Henan, China yakni Cui Peijun, yang menyalurkan uang hasil bisnisnya kepada pelajar universitas yang tak mampu mendanai biaya kuliah.

Dilansir dari South China Morning Post, Senin (29/8/2022) Cui Peijun melalui masa muda yang penuh tantangan, ketika dia pernah terpaksa menghentikan sekolahnya karena kondisi ekonomi di keluarganya. 

Namun, Cui Peijun tidak menyerah. Dia pun berpegang teguh bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh semua orang.

“Saya harus putus sekolah karena kemiskinan, jadi saya meluncurkan proyek pendanaan ini sendiri,” kata Cui Peijun.

“Kemiskinan tidak boleh diturunkan ke generasi berikutnya. Mereka seharusnya tidak dihentikan sekolahnya karena kondisi kehidupan yang buruk,” tuturnya. 

Dalam sepekan terakhir, sebuah video yang beredar di platform media video asal China Star Video menjadi viral, ketika memperlihatkan aksi mulia Cui Peijun membagikan uang untuk biaya sekolah kepada sejumlah pelajar. 

Dalam video tersebut, Cui terlihat duduk di sebelah meja panjang yang di atasnya diletakkan deretan uang kertas bernilai sekitar 100 yuan (sekitar Rp 215 ribu).

Uang itu dibaginya dalam bentuk rangkaian dengan jumlah yang berbeda, sekitar 3.000 yuan dan 5.000 yuan.

Cui menyerahkan uang itu secara pribadi kepada para mahasiswa yang mengantri di depan meja tersebut. 

Sejumlah warganet pun memuji video tersebut dan menunjukkan dukungan kepada Cui Peijun.

“Saya mengagumi hati emasnya. Dia pantas mendapatkan banyak kekayaan,” tulis salah satu warganet di Star Video.

“Uang tidak datang dengan mudah, jadi saya berharap para siswa akan menggunakan uang yang mereka terima dengan baik,” ujar warganet lainnya.

Sekitar 10 juta lowongan pekerjaan kini tersedia di seluruh AS, tapi perusahaan tetap sulit mencari karyawan. Menurut analis, meski program tunjangan pengangguran sudah berakhir, tapi warga enggan mencari kerja karena upah yang rendah dan kekhawatira…